Selasa, 27 Oktober 2009

Safinatun Najah


Safinatun Najah- Kapal Keselamatan
 Safinatun naja' fima yajibu 'alal abdi limaulah
Syeikh al 'Alim al Fadhil Salim bin Sumair al Hadhromi

بسم الله الرحمن الرحيم


(Muqoddimah)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Minggu, 04 Oktober 2009

Matnul Ghayah Wat Taqrib

Ringkasan Hukum Islam Menurut Madzhab Syafi’i
Judul Asli : Matnul Ghayah Wat Taqrib
Karya : Syekh Abu Syuja Ahmad bin Husain Al-Ashfahani
Penerjemah : Drs. Mahmud Zaini
DAFTAR ISI
MUQADDIMAH
BAB 1 Bersuci
BAB 2 Salat
BAB 3 Zakat
BAB 4 Puasa
BAB 5 Haji
BAB 6 Jual Beli dan Soal-soal Muamalah
BAB 7 Waris dan Wasiat
BAB 8 Nikah, Hukum, dan Problematikanya
BAB 9 Jinayat
BAB 10 Hudud
BAB 11 Jihad
BAB 12 binatang Buruan dan Sembelihan
BAB 13 Perlombaan dan Memanah
BAB 14 Sumpah dan Nadzar
BAB 15 Peradilan dan Persaksian
BAB 16 Pembebasan Budak


MUQADDIMAH
Barang siapa Allah menghendaki kepadanya kebaikan, maka Allah menjadikan dia faqih (orang yang mengerti) tentang Agama.”
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Junjungan Kita Muhammad seorang Nabi, segenap keluarganya yang suci dan semua para sahabatnya.
AlQadhi Abu syuja Ahmad bin Al Husain bin Ahmad AlAsfihaniy (Semoga Allah memberi rahmat kepada beliau) telah berkata:
“Saya diminta oleh sebagian sahabat-sahabat dekat saya (semoga Allah menjaga mereka) agar membuat ringkasan (mukhtashar) fiqih madhab Imam Syafii (rahmat Allah dan ridlo-Nya semoga tetap atas beliau) yang seringkas-ringkasnya dan sependek-pendeknya, agar singkat bagi pelajar untuk mempelajarinya dan mudah bagi pemula untuk menghapalnya. Dan saya diminta memperbanyak (di dalamnya) bagian-bagian dan meringkas persoalan-persoalannya.
Maka saya penuhi permintaan tersebut seraya mencari pahala dengan mengharapkan pertolongan dari Allah Taala di dalam memperoleh kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang Ia kehendaki dan Maha Halus lagi Waspada terhadap hamba-hamba-Nya.


BAB 1 Bersuci
Macam-macam air yang boleh dipergunakan untuk bersuci itu ada tujuh macam yaitu: 1. Air langit, 2. Air Laut, 3. Air sungai, 4. Air Sumur, 5. Mata Air, 6. Air Salju, 7. Air Embun.

Ustadz Muhammad bin Ahmad Assegaf

Artikel 1 - Bahaya cinta dunia


اَلْحَمْدُ ِللهِ اَّلذِي جَعَلَ الدُّنْيَا دَارَ اْلمَمَرِّ , وَاْلآخِرَةِ دَارَ اْلمَقَرِّ وَ الصَّلاَةُ وَ سَلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الرَّابِطُ عَلَى بَطْنِهِ مِنْ شِدَّةِ اْلجُوْعِ اَلْحَجَرَ , وَ عَلىَ آلِهِ الأطْهَارَ وَ صَحْبِهِ الأخيار . اَمَّا بَعْدُ


Ikhwani, semoga ALLAH melimpahkan rahmatNya, di antara penyakit hati yang juga membinasakan adalah mencintai dunia yang fana ini dengan sangat dan senantiasa mengejar pangkat dan kedudukan serta cenderung kepadanya.

USTADZ SUBKHAN

Ta’lim Muta’allim

Syekh Abdul qadir Jaelani adalah ulama yang tinggi derajatnya karena ilmunya,bahkan melebihi derajat abi Isa. Tetapi ia tidak berani mengaku dirinya seorang Nabi karena beliau tahu tidak mungkin ada Nabi setelah Nabi Muhammad SAW.
Hormatilah seseorang karena ilmunya karena Ilmu adalah rizki paling utama di dunia dan itulah tujuan hidup kita.
Ilmu fiqh itu akan mengatur kehidupan manusia berupa ibadah dan muamalah. Maka dari itu, Ilmu fiqh adalah diutamakan diantara ilmu lainnya.

Orang aneh di zaman aneh adalah orang yang berbahagia nanti di akhiratnya. Maksudnya, orang-orang aneh di zaman akhir ini ialah orang-orang yang benar-benar menantang arus zaman yang semakin jahiliyah sehingga orang-orang yang islam dianggap orang yang aneh. Islam muncul di kalangan Jahiliyah dan dianggap asing, maka surutnya Islam di akhir zaman dalam keadaan terasing pula.

Sebaiknya orang yang menuntut ilmu mengekang diri agar mengulang-ulang ilmu supaya hati kita tetap. Qalbun -> Muqallaba = Hati itu bolak-balik.
Cara At-Tiqror (pengulangan) itu bisa sbb.
  • Ilmu yang baru kita pelajari kemarin kita ulangi 5 kali
  • Ilmu yang baru kita pelajari dua hari yang lalu kita ulangi 4 kali
  • Ilmu yang baru kita pelajari tiga hari yang lalu kita ulangi 3 kali
  • Ilmu yang baru kita pelajari empat hari yang lalu kita ulangi 2 kali
  • Ilmu yang baru kita pelajari lima hari yang lalu kita ulangi 1 kali

Hafal (hifdzun) artinya menjaga, itu artinya hafalannya terjaga terus. Jangan kita hafalan dengan mukhofatah (suara kecil sekali) atau jahron(suara keras), cukup dengan suara yang dibaca agar terdengar ke telinga. Ahli Toriqoh mengulang-ulang dzikir talbiyah sekencang-kencangnya agar konsentrasi penuh dan hati leleh terhindar dari pikiran untuk urusan lain.
Kita belajar maka sifat malas akan hilang. Kalau capek, istirahatlah. Kondisi lelah kita paksa kerja (yang harus mikir) maka hasilnya tidak maksimal.
Dan jangan kita memaksa diri hingga lelah sehingga kita tidak bisa attiqror maksimal. Tengah-tengah aja.
Diriwayatkan Abu Yusuf itu musyawarah ilmu fiqh diantara para ahli fiqh dengan kuat dan trengginas, menantu Abu yusuf gumun kepada hal kuatnya Abu Yusuf bermusyawarah, ia tahu Abu Yusuf itu orang yang Perutnya kosong sejak lima hari yang lalu. Abu Yusuf berkata tentang kekuatan beliau bahwa beliau motivasi mencari ilmunya itu bisa mengalahkan segalanya. Jangan pernah sekali kali menyepelekan catatan dan jangan dibuang. Gampang menghafal itu jika kita mau mempelajari sebelumnya dari catatan.


HABIB SOLEH BIN HADUN ALATTAS

AQIDAH AHLUSSUNNAH WALJAMAAH
Aqidah islam Ahlussunnah waljamaah adalah aqidah orang-orang yang mengikuti Sunnah Nabi dan Sunnah Sahabat Nabi. Nabi mewasiatkan supaya menggigit kuat-kuat Qur’an, Sunnah Nabi dan sahabat meskipun badannya hancur berkeping-keping.
Beliau SAW mengatakan bahwa Umatnya akanterbelah menjadi 73 golongan, umat Nabi Isa as akan terbelah menjadi 72 golongan dan umatnya Nabi Musa as akan terbelah menjadi 71 golongan. Dan masing-masing hanya satu yang selamat. Umatnya Nabi SAW yang selamat itu golongan Ahlussunnah Waljamaah, golongan yang selamat dari umat Nabi Isa adalah golongan hawariyun, dan golongan yang selamat dari umat Nabi Musa adalah umat yang mengikuti ajarannya. Ketinganya disebut Golongan yang selamat (Firqotun Najiyyah).

USTADZ BUKHARI SOLEH

Ilmu Tauhid
Tauhid itu ilmu untuk memberikan keyakinan yang mantap kepada kita. Ulama berpendapat bahwa mempelajari tauhid dari sifat Allah dan mengenali Rasulullah ini wajib tetapi secara terperincinya bersifat fardhu kifayah. Aqidah ahlussunnah wal jamaah (ASWAJA) didirikan oleh Imam Maturidi dan Imam Asyari. Aswaja di rinci dan dikemas secara khusus pada zaman itu (khalifah Umar bin abdul Aziz) karena kekhawatiran atas pengaruh kaum syiah, kaum mu’tazilah, kaum jabariyah yang berkembang sejak khalifah Ali kw.
Kaum mu’tazilah berkonsep bahwa manusia berbuat itu tanpa campur tangan Tuhan hingga ia berpikir bahwa alam kubur itu tidak ada karena tulang belulang tidak bisa dihidupkan kembali.
Kaum jabariyah adalah kaum yang terlalu pasrah karena tidak mendasarkan upaya taat dan maksiat dari diri sendiri melainkan berdasarkan kesemanya dari kehendak Allah sehingga terkesan tidak ada upaya.

HABIB ALWI ALHABSYI




Wayang: metode penyebaran dakwah Wali Songo
Oleh : Ustadz Alwi bin Ali Alhabsyi
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”  (QS. An-Nahl : 125)

Jumat, 02 Oktober 2009

Mereka Bertanya tentang Barokah

Sobat
QK yang Disayangi Allah, pernahkah anda mendengar istilah barokah
atau berkah atau bahkan berkat? Kali ini redaksi akan menjelaskan
sedikit mengenai hal tersebut.


Barokah
atau berkah oleh para ulama yang mula-mula menyebarkan Islam di
Indonesia disimbolkan dengan “berkat” atau oleh-oleh yang dibawa
dari acara hajatan atau tasyakuran. Di kalangan pesantren, barokah
didefinisikan secara singkat dengan kata majemuk “jalbul khoir
atau sesuatu yang dapat membawa kebaikan. Definisi ini memang
sangat umum dan belum bisa menjelaskan arti barokah. Uraian berikut
semoga bisa memberikan penjelasan itu secara lebih gamblang.



Ketika
bayi Muhammad SAW lahir, ia disusui oleh seorang ibu dari Bani Sa'ad
bemama Halimah Sa'diyah. Bani Sa' ad adalah salah satu marga dari
suku Quraish di Makkah. Sebelum kehadiran bayi Muhammad SAW, kondisi
kehidupan Bani Sa'ad dalam keadaan paceklik yang tergambarkan pada
kurusnya binatang ternak, keringnya kantong susu, ketidak¬suburan
tanah dan minimnya hasil tanaman.


Setelah
bayi Muhammad SAW dibawa oleh Halimah ke kampung Bani Sa'ad, ternak
berangsur gemuk, kantong susu ternak pun menjadi penuh, dan tanah
berubah menjadi subur. Terutama kehidupan keluarga Halimah menjadi
sejahtera.


Perubahan
kondisi yang terjadi, diakui bahwa kehadiran bayi Muhammad SAW di
Bani Sa' ad telah membawa barokah. (Terjemahan singkat dari kitab
Dalail An-¬Nubuwwah, Baihaqy 1:107)

Sosok
bayi, yang untuk duduk dan berdiri saja belum marnpu, untuk makan dan
minum saja masih memerlukan bantuan orang lain. Secara logika
matematik, bayi tidak mungkin melakukan perubahan yang terjadi
seperti ini. Namun secara logika tauhid, perubahan di Bani Sa'ad ini
dapat terjadi atas dasar kehendak Allah SWT yang ditandai dan diawali
dengan kehadiran bayi tersebut. Untuk itulah, kehadiran bayi tersebut
disebut barokah.


Al-Qur'
an, awal surat Al-Mulk, menegaskan bahwa Allah SWT merupakan sumber
barokah:

Maha
Suci (Maha Barokah) Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.“

Di
samping Allah SWT merupakan sumber barokah, menurut firnan-Nya dalam
surat Al-An' am ayat 155 menyatakan bahwa Al-Qur'an juga merupakan
sumber Barokah.

dan
Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, Maka
ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat
.”

Dalam
Al-Qur' an banyak contoh mahluk-mahluk-Nya yang dianugerahi barokah.
Diantaranya: tempat (negeri, kota, kampung), manusia (keluarga,
perorangan), waktu, benda (pohon, rizki, air, dll).


Barokah
kepada Tempat

Maha
Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah komi anugerahkan barokah
pada negeri/tempat sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari landa-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS. Al-Isro' ayat 1)

Sesunguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah
(Baitullah) yang di Bakkah (Makkah) yang dianugerahi barokah, dan
menjadi petunjuk bagi semua manusia.
(QS. Ali Imron ayat 96).


Barokah
kepada Manusia

Dan
Dia menjadikan aku (Nabi Isa as) seorang yang dianugerahi barokah
dimana saja aku berada: dan dia memerintahkan kepadaku untuk
(mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.
(QS.
Maryam ayat 31)

Anugerah
barokah yang diterima Nabi Isa as, menyebabkan sebuah keistimewaan,
bahwa kemanapun ia pergj, maka tempat yang ia singgahi dan siapa pun
yang bertemu dengannya mendapatkan manfaat barokah darinya, seperti
orang yang sakit jadi sembuh, yang susah jadi mudah urusannya dan
seterusnya.


Barokah
kepada Keluarga

Dalam
surat Al-Mu'minun ayat 29, Allah SWT mengajarkan doa, bagaimana
memohon agar barokah dianugerahkan kepada keluarga / rumah tangga:

Dan
berdo'alah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada rumah yang dianugerahi
barokah, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat.


Barokah
kepada Waktu

Sesungguhnya
Kami menurunkannya (Al-Qu'an) pada suatu malam yang dianugerahi
barokah dan sesunggguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.

(
QS. Ad-Dukhon ayat 3).

Allah
(Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada
pelita besar. Pelita itu di dalam kaca, kaca itu seakan bintang
(bercahaya) seperti mutiara, dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
dianugerahi barokah, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja)
hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas
cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa
yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan
bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
. (QS.
An-Nur ayat 35
).


Barokah
kepada Air

Dan
Kami turunkan dari langit, air yang telah dianugerahi barokah. Lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu pohon dan biji¬bijian.
(QS. Qof
ayat 9
)


Barokah
kepada Rizki

Rasul
SAW mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berdoa, memohon kepada
Allah SWT agar diberi rizki yang barokah. (yang dikenal muslimin
sebagai doa sebelum makan)

Ya
Allah, anugerahkanlah barokah kepada rizki kami, dan jagalah diri
kami dari api neraka.”


Barokah
dalam Kehidupan

Jikalau
sekiranya penduduk desa / negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami
anugerahkan kepada (kehidupan) mereka barokah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.
(QS AI-A'rof ayat 96)

Allah
SWT dan Al-Qur'an adalah merupakan sumber barokah. Bila nilai-nilai
Al-Qur' an diamalkan dalam kehidupan, maka secara otomatis kehidupan
di negeri, kota, desa, kelompok dan perorangan yang menerapkan
nilai-nilai tersebut menjadi objek sasaran barokah.

Bila
barokah dianugerahkan kepada kehidupan di negeri, kota, desa dan
seterusnya, maka segala sesuatu yang diupayakan bakal mencapai hasil
yang luar biasa diluar dugaan akal manusia, sesuai dengan karakter
barokah itu sendiri yang melebihi perhitungan akal manusia.



KH
Thonthowi Djauhari Musaddad

Pengasuh
Pesantren Luhur Al Wasilah

Tatsbiitul Fuad

Pentingnya Niat
Mutiara kalam Al-Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad


Bekerjalah kamu sebesar kemauan kerasmu dan niatmu karena sesungguhnya besarnya pahala itu diberikan sebesar kemauan keras dan niat, bukan dilihat dari besarnya amal.

Kalau seandainya khazanah pemberian Allah itu cuman dipenuhi oleh amalan ibadah, dan jika diambil satu saja dari Malaikat yang amalannya selalu bersujud (kepada Allah) semenjak dunia ini tercipta sampai hari kiamat, bahkan Malaikat yang lain (berbuat seperti itu) dalam satu rekaat, sedangkan Allah memberikan karunia kepada mereka para Malaikat untuk selalu mengingat-Nya sebagaimana yang telah dimaklumi dari keadaan-keadaan para Malaikat tersebut, maka sebesar apakah amalmu (dibandingkan mereka). Oleh karenanya, besar tidaknya suatu pahala hanya dapat diukur dengan seberapa besar niatnya itu.

Adakalanya suatu amalan yang kecil dapat bernilai besar karena niatnya
Adakalanya suatu amalan yang besar dapat bernilai kecil karena niatnya
Barangsiapa yang mengaku bahwa niatnya itu baik, maka seharusnya ia melihat kepada amalnya, karena setiap amalan pasti akan merujuk kepada niatnya. Jika amalnya baik, maka hal itu menunjukkan bahwa niatnya juga baik. Jika amalnya jelek, maka hal itu menunjukkan bahwa niatnya juga jelek.

Jika kamu berbuat suatu kebaikan, maka niatkanlah untuk bisa berbuat lagi seperti itu. Jikapun kamu tidak bisa berbuat lagi seperti itu, maka kamu sudah diganjar atas niatmu. Begitu juga jika kamu tidak bisa berbuat (suatu kebaikan), maka niatkanlah (untuk bisa berbuat).

[Disarikan dari Tatsbiitul Fuad, Al-Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad, hal. 25-26]

Wasiat-Wasiat Quthbill Irsyad Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad

Adab bergaul


Budayakanlah dalam dirimu sifat selalu menahan diri dan suka memberi maaf atas segala kekhilafan teman-temanmu. Jangan sekali-kali menunjukkan sikap kasar dan kaku, sebab yang demikian itu termasuk sifat-sifat manusia-manusia tiran yang sombong. Jangan pula kamu mengecam kepada seseorang diantara mereka yang melanggar hak pribadimu atau kurang memperhatikannya. Kecuali apabila ia memang seorang yang benar-benar tulus dalam persahabatannya denganmu dan telah teruji kesetiaannya.